Penulis : Sunaidah, M.Pd
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru.
Kata guru berasal dari Sansekerta yang mengandung makna sangat mulia karena memiliki pengetahuan yang luas, kebijaksanaan, dan otoritas dalam bidang tertentu yang ia kuasai. Kata “gu” artinya kegelapan dan “ru” artinya melenyapkan, guru berarti orang yang menghilangkan kegelapan, mengeluarkan seseorang dari ketidaktahuan yang berkonotasi pencerah.
Peran guru tidak bisa digantikan oleh benda lain, sebab guru merupakan titik sentral dalam usaha mereformasi pembelajaran dan mereka menjadi kunci keberhasilan setiap usaha peningkatan mutu pendidikan. Berbagai usaha pembaruan dalam bidang pedidikan telah dan akan terus dilakukan, namun guru tetap memegang peran sentral dalam proses pendidikan. Kurikulum disempurnakan, sarana dan fasilitas belajar dilengkapi, namun bila tidak diimbangi dengan kemampuan guru dalam mengimplementasikannya, maka semuanya akan kurang bermakna.
Seorang guru yang hebat, tentunya bukan saja hanya sekedar melaksanakan tugas atau pandai dalam penyampaian materi pembelajaran. Tetapi guru yang hebat itu adalah guru yang selalu memikirkan nasib siswanya, atau dapat dikatakan guru yang tidak pernah berhenti berpikir dan belajar untuk mencari metode pembelajaran, yang tepat dalam mengembangkan potensi siswa. Dengan harapan siswanya dapat memahami materi pembelajaran yang ia berikan secara gamblang (easily), sehingga mereka dapat memperoleh hasil pembelajaran yang maksimal (good value).
Dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) selain metode yang perlu diperhatikan, seorang guru juga dituntut untuk memahami passion para siswanya. Passion adalah gairah, kesadaran atau energy yang muncul dari dalam diri seseorang ketika mengerjakan sesuatu. Menurut Aldi Razor (2021) passion adalah anugrah dari Sang Maha Pencipta di dalam diri manusia, berupa minat yang sangat besar terhadap suatu hal tertentu. Sedangkan Vallerand dan Houlfard mengungkapkan bahwa passion adalah kecenderungan kuat terhadap aktivitas yang disukai. Seseorang meluangkan waktu dan mengerahkan tenaga untuk melakukan kegiatan tersebut. Pembelajaran yang dilandasi dengan passion akan lebih hidup, dapat berlangsung lebih lama, tidak menimbulkan kejenuhan serta dapat dilaksanakan secara ikhlas atau tanpa merasa terbebani sama sekali.
Setiap siswa memiliki passion (minat) yang berbeda – beda. Ada siswa yang berminat dalam bidang seni, ada siswa yang berminat di bidang olahraga, ada siswa yang berminat di bidang agama, dan ada juga yang berminat pada bidang bahasa. Jadi, di dalam KBM, guru tidak hanya dihadapi oleh siswa yang memiliki satu passion, tetapi beraneka ragam passion yang dimiliki oleh siswa. Oleh karena itu, sebagai seorang guru yang bijak, guru yang ingin berada di hati siswanya dan bukan dimata siswanya, rasanya kurang etis jika penyampaian materi hanya berdasarkan satu passion saja. Maksudnya adalah dalam penyampaian materi pembelajaran, seorang guru harus mampu mengaitkan mata pelajaran yang diajarkan dengan passion siswa. Misal seorang guru Bahasa Inggris mengajarkan materi tentang Job Application Letter ( Surat Lamaran Kerja), Seorang guru tidak hanya menjelaskan Job Application Letter secara umum saja, tetapi disini guru harus menghubungkan materi tersebut dengan passion siswa seperti: dengan menanyakan, “ayo anak-anak, siapa yang ingin bekerja sebagai binaragawan?”, siapa yang ingin bekerja sebagai pelatih tari?, siapa yang ingin bekerja sebagai guru agama?. Dan untuk evaluasi, guru. meminta siswa membuat surat lamaran kerja sesuai dengan passion (minat) siswa masing – masing. Seorang siswa yang passionnya dibidang olahraga, dia diminta untuk membuat surat lamaran kerja, untuk menjadi seorang binaragawan. Sementara siswa yang passionnya dibidang seni, dia diminta untuk membuat surat lamaran kerja sebagai pelatih tari di sanggar dan seterusnya.
Dengan demikian, Pembelajaran yang melibatkan passion, akan berpengaruh besar terhadap perkembangan jiwa siswa. Siswa merasa bahagia, tidak merasa tertekan, siswa dapat belajar dengan sungguh – sungguh, siswa merasa lebih bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas sekolahnya, serta hasil belajar yang dicapai oleh siswa akan lebih baik.
Tidak sebatas itu saja, pembelajaran yang dilandasi dengan passion akan memberikan pengaruh yang significan terhadap prestasi belajar siswa, dan ini telah dibuktikan oleh Muhammad Syukron dan kawan – kawan (2020). Selain itu, masih banyak manfaat yang dapat dipetik dari pembelajaran yang melibatkan passion antara lain:
- Membentuk Karakter Kuat
Ketika peserta didik belajar dengan passion, rasa percaya dirinya (self confidence) akan terbentuk. Ia selalu berusaha untuk mencapai tujuannya, meskipun banyak orang yang meremehkannya.
- Mengajarkan Untuk Menghargai Waktu
Seorang pelajar yang tahu passionnya, maka ia tahu mana kegiatan- kegiatan yang harus ia prioritaskan dan ia tidak akan membuang-buang waktu untuk hal-hal yang bukan tujuannya.
- Lebih Menikmati Hidup
Seorang pelajar yang mengenali passionnya, ia akan merasa puas dengan apa yang ia lakukan. Karena apa yang ia kerjakan sesuai dengan minatnya. Sementara seorang pelajar yang tidak mengenali passionnya, ia cenderung tidak pernah merasa puas terhadap apa yang ia kerjakan, karena apa yang ia kerjakan tidak sesuai dengan minatnya.
- Membuat Lebih Fokus
Seorang pelajar yang belajar sesuai dengan passionnya, ia akan belajar dengan penuh hati dan ikhlas, dan hal inilah dapat membuat ia lebih fokus, sementara pelajar yang belajar tanpa passion, ia akan belajar dengan setengah hati atau merasa tertekan sehingga membuat ia tidak bisa fokus dalam belajar.
- Mengurangi Stress
Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan oleh The Annals of Behavioral Medicine passion dapat mengurangi stress, Hal ini disebabkan passion dapat mempengaruhi makna hidup seseorang.
Berdasarkan pernyataan diatas dapat kita simpulkan bahwa kegiatan belajar mengajar yang berdasarkan passion atau bahasa kerennya “Passion Based Learning” benar – benar mampu menciptakan dampak positif, khususnya terhadap prestasi belajar siswa. Oleh karena itu saya mengajak bapak ibu guru, sebelum memberikan materi pembelajaran, kenalilah passion (bakat) masing – masing siswa, lalu sampaikanlah materi pembelajaran sesuai dengan passion mereka.. Insyaallah semua menjadi berkah. Aamiin.
Editor : Wahyuni Widya