Penulis : Martalistiana
PAULO Freire (2000) dalam Pedagogy of Freedom: Ethics, Democracy and Civic Courage menyebut ada tiga hal penting tentang mengajar yang perlu dipahami para guru.
- Pertama, tidak ada pengajaran tanpa pembelajaran. Seorang guru harus mampu melakukan riset, memiliki respek terhadap beragam pengetahuan siswa, kritis, memahami isu etik dan estetika, menjadi teladan, mau mengambil risiko, reflektif dan kritis, serta memiliki pemahaman tentang identitas kultural masyarakat sekitarnya.
- Kedua, mengajar bukan hanya untuk transfer pengetahuan. Penting bagi guru untuk sadar akan ketidaksempurnaan dirinya, pengakuan terhadap kondisi orang lain, respek terhadap otonomi siswa, rendah hati, logis, toleran, memperjuangkan hak, penuh sukacita dan harap, yakin terhadap perubahan, dan penuh rasa ingin tahu.
- Ketiga, mengajar ialah aksi kemanusiaan. Hal tersebut terkait dengan kesadaran guru terhadap profesi, komitmen, peran pendidikan dalam mengubah dunia, otoritas dan kebebasan, hati nurani, mau mendengarkan, pemahaman ideologis, dan terbuka untuk berdialog.
Apa yang disampaikan Freire tersebut dapat menjadi pedoman bagi para guru. Meski sesungguhnya, pada periode yang lebih lampau, Ki Hadjar Dewantara ‘gurunya para guru’ di republik ini sudah mengingatkan krusialnya peranan guru. Cita-cita Ki Hadjar Dewantara untuk membangun pendidikan yang membuat rakyat kuat dan menjadi manusia yang merdeka lahir batin, memerlukan para guru teguh dalam perjuangan. Apalagi titik tolak perjuangan pendidikan Ki Hadjar Dewantara ialah kelompok marginal.
Apalagi masa pandemi yang masih melanda negeri ini. Melalui kebijakan PTM Terbatas hal yang perlu diperhatikan adalah Kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat merupakan prioritas utama dalam menetapkan kebijakan pembelajaram. Selanjutnya tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial juga menjadi pertimbangan dalam layanan pendidikan di masa Pandemi Covid-19.
SKB 4 Menteri pada bulan Maret 2021 telah mengatur akselerasi pembelajaran tatap muka terbatas dengan tetap menjalankan protokol kesehatan. Setelah pendidik dan tenaga kependidikan di satuan pendidikan divaksinasi COVID-19 secara lengkap, pemerintah pusat, pemerintah daerah, kanwil Kemenag, atau kantor
Kemenag mewajibkan satuan pendidikan untuk menyediakan layanan pembelajaran tatap muka terbatas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan pembelajaran jarak jauh
Saat melaksanakan PTM Terbatas tentu ada hambatan yang di alami guru seperti waktu yang sangat terbatas, harus memiliki tenaga cadangan, karena sebagian siswa ada yang masih melaksanakan pembelajaran secara daring. Menyikapi hal ini guru dituntut harus terus belajar tentang banyak hal, termasuk juga harus belajar tentang teknologi yang dapat menunjang siswa belajar daring. Dengan pembelajaran daring ini guru dituntut harus menjadi ‘SEKSI’. SEKSI yang merupakan kepanjangan dari Smart, Elegan, Karismatik, Solusi , Inovatif.
- Smart atau cerdas. Seorang guru harus memperlihatkan kecerdasannya di depan para didik, walaupun hanya daring tetapi para guru harus menguasai materi yang akan di sampaikan.
- Elegan atau berakhlak mulia dan mempesona. Melalui daring diharapkan tetap memberikan materi dengan baik, mengajak peseta didik untuk berdoa dan bersyukur, menegur menjawab salam dari para peserta didik dengan baik dan sopan. Dengan berakhlakul mulia dalam memainkan gadget memberi contoh para siswanya.
- Karismatik atau wibawa. Seorang guru harus mempunyai wibawa di depan siswanya , walaupun hanya daring tetapi harus menjadi guru yang dapat disegani dan mempunyai kharisma .
- Solusi. Sebagai guru harus dapat membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi siswanya. Di sini seorang guru harus dapat menjadi teman , sahabat dan orang tua ketika siswanya ada yang bermasalah baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
- Inovatif atau kreatif di setiap pembelajaran yang akan di jalani bersama siswanya. Belajar daring harus dapat memanfaatkan teknologi sebaik mungkin supaya tidak jenuh dalam pembelajaran baik untuk guru maupun siswanya.
Untuk ini guru juga dituntut untuk belajar agar bisa kreatif dalam memanfaatkan teknologi agar proses pembelajaran berjalan maksimal. Sehingga generasi penerus bangsa juga semakin ‘SEKSI’ dalam belajar dan menyikapi apapun. Dan akhirnya mari kita sama-sama berdo’a, semoga Pandemi covid 19 ini segera berakhir sehingga proses pembelajaran di sekolah bisa berjalan normal seperti biasa. Guru dan siswa dapat belajar tatap muka dan banyak belajar bersama. Dan untukmu para guru tetaplah semangat memberikan ilmu. Semoga ilmu yang baik, yang bapak/ibu diberikan dapat menjadi amal jariyah kelak di Yaumil akhir.
Sumber: https://mediaindonesia.com/opini/365020/tantangan-guru-masa-kini
Editor : Wdy