Sekayu, Humas
Devi Pramita, S.Pd guru prakarya MAN 1 Musi Banyuasin (Mansa Muba), mengajak seluruh siswa kelas XII untuk membuat kerajinan tangan makrame, Senin (11/10). Makramé (mek-re-mei) adalah seni/kerajinan merangkai tali menjadi simpul yang sedemikian rupa, hingga menjadi bentuk yang berguna atau hiasan
Selain karena Makrame sedang naik daun, Makrame biasanya menjadi hiasan dinding yang estetik. Bentuknya yang sederhana namun unik, dapat menambah keindahan dinding polos di rumah. Kerajinan tangan yang dijalin dari tali-temali, sehingga membentuk untaian yang indah. Untaian ini biasanya dimanfaatkan sebagai pajangan, gantungan tanaman, hingga perhiasan.
Kerajinan ini populer di tahun 1970-an dan saking populernya, setiap rumah di Inggris memilikinya. Makrame di tahun 1970-an biasanya dibuat dari tali rami, benang katun, atau serat kayu. Selain itu alat dan bahan untuk membuat makrame yakni kayu atau ring, gunting, tali Makrame dan meteran.
Selis siswa kelas XII IPS dari kelompok satu mengaku senang, karena bisa membuat kerajinan tangan makrame. “Karena harga jual makrame cukup mahal bagi kantong siswa, dengan berlatih membuat makrame nantinya bisa menambah hiasan dinding di rumah atau di kamar sendiri.”
Devi memberikan keringanan kepada siswanya, jika dari materi dan praktek yang diberikan kurang dipahami. Siswa boleh membuka youtube sebagai panduan. Kemudian Devi juga memberikan tenggang waktu yang cukup lama yakni selama dua minggu, sehingga siswa benar-benar menghasilkan kerajinan tangan yang baik.
Saat menyimpul tali temali, Devi mengharapkan siswa yang tergabung dalam satu kelompok bekerja semuanya. Untuk meminimalisir itu, Devi meminta masing-masing kelompok menyertakan video pembuatan Makrame pada saat mengumpulkan hiasan Makrame.
“Selain rasa senang, kita juga mendapat pengalaman baru. Di awal kami mengalami kesulitan, namun semakin sering dilatih semakin terbiasa, karena kami berkelompok satu sama lain saling membantu jika ada yang belum bisa menyampul tali. Semoga nantinya bisa menjadi ladang usaha bagi kami untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah.” Ungkap Madu siswa kelas XII IPS.
(wdy)